Rabu, 17 Desember 2008

Sekedar tahu

Ulangan sebentar lagi.........

Ulangan semester sebentar lagi akan tiba. 22 Desember 2008. Mari sambut dengan senyum. Hadapi perang ini dengan semangat kejujuran yang tinggi. Harapan pasti ada untuk meraih mimpi. Semangattttttttttttt and sukses.

Readmore »»

Happy Hallowen

Halloween Myspace Comments
MyNiceSpace.com

Christmas Myspace Comments


Readmore »»

Animated Pictures Myspace Comments
MyNiceSpace.com

Christmas Myspace Comments

Readmore »»

PUiSi

Dilema Ulangan

Ulangan besar sebentar lagi dilaksanakan
Mata-mata pelajaran gelagapan
Materi masih banyak
Belum ulangan
Penyakit melanda
Smua terkena dilema
Bikin siswa gelagapan
Dilema ulangan mengejar waktu

Readmore »»

Senin, 15 Desember 2008

PuIsI

Capeknya Tangan Ini

Pelajaran terus bergulir
Satu per satu pelajaran dimulai
Tugas beribu-ribu diberikan demi tuntutan waktu
Menulis dan menulis semua jawaban soal
Duh banyak sekali
Tangan ini jadi capek
Namun mengesankan dan senang

Readmore »»

puisi

Siapa Yang di Balik Pintu ?

Kutatap arah selatan
Aku tercengang.....
Siapakah itu yang menatap dari balik pintu ?
Menatap dengan malu-malu


Readmore »»

Jumat, 12 Desember 2008

PuIsI

KegeLapan

Malam itu begitu gelap
Angin berhembus kencang
Menerbangkan apapun yang ditemui

Rumah desa itu dari kayu
Yang mulai rapuh
Dia datang membawa semuanya
Hancur sudah harapan
Smua terbawa
Bangkit......bangkit......bangkit.....
Tatap cerah masa depan
Smua akan sesuai mimpi dan keyakinan berhasil

Readmore »»

Kamis, 11 Desember 2008



Inilah posting lanjutan untuk TRAGEDI dibawahnya............

tragedi SMADA senin awal desemberrrrr...........

banyak siswa yang telattttt.................

100 anak lebih..............

selamat melihatttttttt...............

Readmore »»

TRAGEDI

TELAT......................

TELAT........................

TELAT............................

TELAT................................

bersambung...............

Readmore »»

Jumat, 05 Desember 2008

Cara Baru Berteman.

Hai teman, ada kabar baru nih. Hi5 cara baru mancari teman. Berita lengkapnya.....................................,Situs hi5, Pengguna bisa membuat data pribadi secara langsung untuk menunjukkan informasi seperti keinginan, umur dan tempat tinggal serta bisa mengirimkan foto pengguna dimana pengguna bisa mempublikasi komentar.situs hi5 juga bisa meminta permohonan menjadi seorang teman melalui email ke pengguna yang lain.pada saat pengguna yang dituju menerima a permintaan teman, dia akan mendapatkan konfimasi apakah di terima atau ditolak.jika diterima, maka pengguna yang mengirimkan permintaan tersebut akan menjadi hubungan teman tingkat pertama.Pengguna yang mengirimkan permintaan tersebut akan ditampilkan di daftar teman - teman yang bersangkutan begitu juga sebaliknya.beberapa pengguna memilih untuk membuat data pribadi bisa dilihat ke pengguna hi5 yang lain.terkadang pengguna juga bisa membuat data pribadi hanya bisa dilihat dalam jaringan diri sendiri.

Dikutip dari : www.Hi5.com.

Readmore »»

Readmore »»

Kehidupan Yang Terangkat

KEHIDUPAN YANG TERANGKAT
Judul novel : Querrypita.
Pengarang : Primadona Angela.
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tahun Terbit : 2007
Tempat Terbit : Jakarta.
Tebal : 208 halaman.

Primadona Angela adalah seorang penulis yang produktif, terutama sejak dia mengenal berbagai buku Enid Blyton dan Agatha Christie. Ciri khas karya-karyanya banyak mengusung kehidupan sehari-hari dalam cerita yang menyentuh.
Querry Pita adalah bukunya yang kesepuluh setelah karya-karyanya, yaitu : DJ & JD, Quarter Life Dilema, Resep Cinta, Big Brother Complek dan lainnya. Novel ini sangat menarik karena beberapa kisah yang dutuangkan terinspirasi dari kisah nyata- kisah kedua orang tuanya tercinta-. Gaya bahasa dan sudut pandang yang diambil mudah dipahami para pembaca. Novel ini dikerjakan denagn ketrampilan bercerita yang sangat baik, buktinya Donna-panggilan akrab Primadonna Angela- mampu menambahkan banyak eleman modern dalam kisahnya kali ini meskipun mengambil beberapa kisah nyata kedua orang tuanya.


Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis yang berlagak kuat dan dewasa dalam menghadapi masalah keluarganya. Padahal fakta yang ada berbalik 180 derajat. Dialah yang membutuhkan keluarganya, dia takut keluarganya jauh darinya. Banyak ceria menarik yang ditampilkan dalam novel ini, seperti konflik yang biasanya muncul dalam diri remaja yang ingin bebas dari bayang-bayang orang tua dan hubungan kasih sayang yang menunjukkan seberapa besar arti kehidupan itu.
Donna mengawali ceritanya dari harapan Pita yang ingin hidup berkecukupan. Bisa terus menyanyi dan main gitar bass di bandnya serta membantu ekonomi keluarganya. Sementara itu tokoh lain, Query berharap dirinya miskin dengan demikian dia bisa bebas main biola dengan bandnya. Dapat hidup mandiri, bebas dari kekangan orang tuanya.
Perwatakan yang digunakan sangat kuat mencerminkan pribadi yang punya kemauan kuat untuk menggapai setiap harapannya. Sang tokoh punya mimpi besar dalam hidupnya.
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama. Tokoh Query dan Pita menempatkan diri mereka dalam setiap cerita secara beruntun. Donna mampu membuat alur yang ada menjadi lebih menarik.
Cerita yang diangkat Donna begitu sederhana. Menceritakan tentang seberapa besar arti keluarga itu. Tetapi dengan kesederhanaan itu Query Pita menjadi lebih menarik.Ceritanya begitu mengalir dan pembaca mudah masuk dan ikut serta dalam cerita.
Bagian yang menarik dari novel ini terjadi saat konflik mulai memuncak. Terjadi ketegangan antar tokoh yang ada. Dan secara mendadak kesadaran akan akibatnya muncul. Sungguh menarik. Konflik apakah itu ?
Meskipun banyak dari bagian novel ini yang menarik, namun keretakanpun pasti ada. Tokoh utama -Query dan Pita- mempunyai sudut pandang perorangan sendiri-sendiri, sehingga pembaca harus berkonsentrasi penuh. Namun kekurangan itu dapat ditutupi dengan kemenarikan dari cerita yang diangkat penulis.
Novel ini sangat menarik, sehingga tidaklah berlebihan jika novel ini disebut novel bermutu. Saya menyarankan kepada anda untuk membaca novel ini. Menghayati setiap isinya dan mengambil hikmah yang ada.

Readmore »»

Senin, 01 Desember 2008

Gaya Hidup Sehat

Hidup sehat telah menjadi dampaan setiap orang saat ini. Banyak upaya dilakukan agar badan menjadi sehat.Saya ingin memberikan beberapa saran mengenai cara menghargai hidup dengan menjalani hidup secara sehat dan teratur, yaitu:



1. Minum air putih secara cukup
Tubuh manusia tidak akan memberi sinyal berupa rasa haus sampai tubuh benar-benar kekurangan air atau mengalami dehidrasi.
Jika hal itu terjadi maka banyak-banyaklah minum air putih karena dua per tiga tubuh kita terdiri dari air, maka air merupakan unsur terpenting bagi tubuh. Setiap hari kita kehilangan 1,5 liter air lewat kulit, paru-paru dan ginjal (berupa air kencing). Untuk itu kehilangan itu harus digantikan dengan jumlah yang cukup, sehingga tubuh akan terhindar dari kelelahan, sakit kepala, kulit kusam dan bad mood.

2. Sarapan pagi setiap hari
Kalau sarapan terlewatkan maka akan mempengaruhi produktivitas kerja. Untuk itu 'dengarkan' tubuh anda dengan melakukan sarapan sehat secara rutin setiap hari. Sarapan sehat adalah makanan ringan yang cukup gizi seperti segelas susu atau jus buah atau sarapan siap saji yang kaya gizi dan rendah lemak.

3. Makan siang yang bergizi
Biasanya yang kita makan kelebihan karbohidrat sering terjadi saat makan siang, atau kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung protein sebagau sumber energi.
Biasanya ngemil makanan tinggi kalori akan jadi pilihan utama apabila rasa lapar menyerang, seperti cokelat, keripik atau biskuit, yang banyak mengandung lemak, gula dan garam.
Untuk itu memilih makan siang yang bergizi adalah cara yang bijaksana untuk mengatasi rasa lapar. Cara yang bijaksana menurut Dr. Wendy Doyle, ahli diet, dengan cara menambah lauknya, makan sepotong buah atau segelas yoghurt.

4. Siasati makan malam
Biasanya setelah lelah seharian kerja, maka akan malas kalau harus mempersiapkan makan malam.
Biasanya bila hal itu terjadi maka tidak mempersiapkan makan malam dan fast food atau take-away food, yang pasti mengandung tinggi lemak dan garam akan menjadi pilihan. Cara mengatasinya??, makan sesuatu sebelum pulang kantor dan mengisi kulkas dengan bahan makanan yang lebih tahan lama simpan untuk keadaan darurat. Kalau terpaksa membeli makanan, lebih baik hindari makanan yang digoreng dan pikirkan makanan tersebut mengandung gizi, yang paling tidak, cukup.

Mungkin untuk sementara hanya beberapa saran ini dulu yang dapat saya berikan. Bila ada masukan dipersilahkan.

Readmore »»

Sabtu, 01 November 2008

Kumpulan Cerpen

Menjadi Pacar Dalam Sehari

Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah ...

Pagi buta gini kok ada yang muter lagu. Dengan terpaksa aku bangun, mencari sumber lagu itu berasal. Ternyata, suaranya berasal dari pojok tempat tidurku, bukan orang gila yang muter lagu pagi buta gini. Tetapi, suara dari ponselku. Ada SMS masuk.

Met pagi kak,.. =)

Egi gila! Pagi buta gini SMS yang nggak jelas. Aku pun me-reply SMS dari Egi. Gila.

Kok gila sih kak? Normal kan kalau aku ngucapin met pagi buat kakak ?!!

Kalau kamu ngucapinnya niat sih, gak papa dodol. Kalau jam 3 pagi kayak gini, selain gila, kamu emang kurang kerjaan!!!

Kalau aku ngeladenin SMS Egi, bisa-bisa aku yang malah jadi gila. Tuh anak nggak akan pernah berhenti ganggu sampai aku benar-benar marah. Lebih baik aku lanjutin tidurku aja. Nanti masih ada kuliah pagi.

* * *

"Okay class, now I will give you..."

Lagi-lagi tugas, sejak pertama aku ikut ekstra Conversation Club yang ada cuma tugas dan tugas. Aduh ... mana perutku mulai dangdutan, tadi nggak sempat makan karena selesai kuliah harus ke warnet ngerjain tugas kelompok. Hanya karena aku nggak bisa pakai internet, jadi dapat tugas nyatat bahan makalah deh. Ngantuk banget lagi.

"Sorry Mam I'm late,"

"You're always late!" kata Mam Citra sambil diikuti tawa siswa yang lain.

Kalau udah tabiat telat, ya mau digimanain juga akan tetap telat. Penyebabnya adalah makhluk itu, Egi yang nyebelin. Egi duduk di bangku kosong yang ada di sebelahku. Selalu dan selalu, kenapa sih dia selalu memilih duduk di sebelahku? Bukan merasa nyaman, yang ada juga cuma ganggu konsentrasi orang. Huh, sebel!

"Hey, Sis," sapa Egi.

"My name is Citra, not Sis!" jawabku.

"Maksud aku Sister, kamu kan kakak aku!"

"Enak aja. Sejak kapan aku jadi kakakmu? Lagian aku juga nggak mau punya adik yang nyebelin kayak kamu."

"Nggak masalah kalau kakak nggak mau punya adik kayak aku, Tapi, aku mau kok punya kakak yang jutek kayak kamu."

"Hey?!" Aku menatapnya dengan tajam. Dasar, Egi ngetawain aku.

Aku sempat melirik ke arah Egi. Dia tampak serius mendengarkan pertanyaan dari Mam Citra. Kalau dilihat-lihat, anak ini cakep juga, manis banget. Tapi, nyebelinnya minta ampun deh.

* * *

Selesai kuliah aku, menuju ruang conversation. Aku mendekati kerumunan orang yang sedang memperhatikan pengumuman di mading. Aku mencari namaku satu per satu dari daftar nama yang ada. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara seseorang yang aku kenal.

"Kakak lulus kok," kata Egi.

"Tahu dari mana?" tanyaku kurang yakin.

"Tuh, urutan ke- 9, Amanda Putri LULUS" tunjuk Egi.

"Kamu sendiri lulus?" tanyaku.

"Ya iyalah, Egi pasti lulus dong,"

"Kumat lagi deh sombongnya," aku berbalik menjauhi kerumunan orang.

"Kak tunggu," Egi mengejarku.

"Apa?"

"Kakak ada acara?"

"Kenapa?"

"Conversation Club-nya kan udah selesai tuh dan kita sama- sama lulus. Gimana kalau kita bikin acara perpisahan kecil-kecilan? Mau ya Kak?" rayu Egi.

"Kapan? "

"Terserah kakak aja."

"Oke deh, nanti aku hubungin kamu".

* * *

"Tahu dari mana tempat kayak gini? bukannya kamu nggak punya pacar?" tanyaku pada Egi. Kalau tempatnya di sini, gak pantes buat acara perpisahan. Adanya juga untuk ngerayain Valentine. Meja dengan setting candle light dinner.

Lampu-lampu yang romantis. Seharusnya, Valentine kemarin aku ada di sini dengan Aldo. Bukan sekarang ini dengan Egi. Nanti orang-orang malah mengira aku pacaran sama Egi, sama berondong, ampun deh.

"Kalau kakak nggak nyaman, kita bisa pindah ke tempat yang lain kok," tawar Egi.

"Nggak usah, aku suka kok di sini," jawabku. Aku nggak mau mengecewakan Egi. Lagian selama pacaran dengan Aldo, aku gak pernah candle light dinner berdua kayak gini. Aldo emang beda dengan Egi.

"Aku boleh tanya gak?" tanya Egi di sela-sela acara makan kita.

"Tumben tanya? Biasanya, kalau mau ngomong, kamu suka asal nyerocos tanpa mikir tanggapan dari orang,"

"Boleh tanya nggak? Jawabnya malah panjang lebar gitu."

"Kok marah sih, ya bolehlah."

"Kalau ada yang suka sama kakak, gimana?"

"Gimana apanya?"

"Tanggapan kakak?"

"Ya nggak maulah!! Aku kan udah punya Aldo".

"Kalau aku yang suka sama kakak?"

"Apalagi orang kayak kamu. Ogah!!" jawabku.

"Kenapa?" tanya Egi serius.

"Karena kamu aneh, jahil, suka marah-marah nggak jelas,"

Aduh, Egi kok serius banget sih. Egi terus menatapku. Sepertinya, dia ingin jawaban yang lebih meyakinkan.

"Seperti yang aku bilang tadi, Aku punya Aldo," jawabku serius.

"Udah dong Gi, senang banget sih kalau ngerjain aku"

Sebenarnya, aku juga punya sedikit perasaan sama Egi. Aku nyaman kalau ada di dekat dia. Aku bahagia. Aku senang dengan semua perhatian dari dia. Tapi, aku juga masih sayang sama Aldo, bagaimanapun sikapnya terhadap aku.

"Jangan gila deh Gi, kamu tuh aneh. Jadi, aku gak akan mau pacaran sama kamu," aku berusaha membuat pembicaraan ini nggak terlalu serius. Aku nggak tahu haras ngomong apa lagi.

"Kalau kakak nggak punya Mas Aldo, nggak punya pacar? Kakak pasti mau pacaran sama aku?" tanya Egi sambil memakan es krim yang barusan di antar pramusaji. Plus senyum ge-er-nya. Nih anak bener-bener aneh.

"Justru itu, walaupun aku nggak punya pacar, walaupun kamu satu-satunya cowok di dunia ini, aku yakin aku gak akan pernah mau pacaran sama kamu."

"Kakak yakin?"

"Ya dong, kamu tahu kenapa? Karena kamu lebih muda dari aku. Aku gak mau pacaran sama anak kecil, apa kata dunia?"

"Cuma beda setahun aja. Lagian usia gak menjamin kedewasaan seseorang kan kakak?"

"Iya, aku tahu. Tapi, tetap status umur kan beda!!"

"Gini aja deh, aku gak mau membahas ini lama-lama. Sebab, jawaban dan alasanku buat kamu akan tetap sama. Kalau kamu seumuran sama aku, aku pasti mau... Pacaran sama kamu adik kecil," ujarku. Egi terdiam beberapa saat.

"Beneran kalau aku seumuran sama Kakak, Kakak mau menerimaku menjadi pacar? Kakak nggak bohong?" tanya Egi kemudian.

"Nggak," jawabku.

"Oke deh. Suatu saat aku akan menagih janji Kakak,"

"Iya, tunggu aja sampai kehidupan selanjutnya," aku pun tertawa. Mungkin aja kita seumuran. Aku menghabiskan sesendok es krim vanila terakhirku. Egi pun tersenyum.

***

Tiba-tiba aku ingat Egi. Sudah lima hari ini aku nggak pernah ketemu dia. Kok, jadi ingat Egi. Aku mengambil ponselku, ada SMS.

Kakak gak ngucapin selamat ulang tahun buat aku? SMS dari Egi. Aku melihat ke meja di pojok kamar. Kalender hari ini tanggal 28 Februari 2008. Jadi, hari ini Egi ulang tahun? Kebetulan banget hampir sama dengan hari ulang tahunku. Aku me-reply SMS Egi.

Selamat ulang tahun adik kecil, ...

Nanti mau aku traktir di mana? Sekalian ada yang mau aku tanyain. Balasan dari Egi.

Terserah kamu, karena kamu yang ulang tahun.

Aku jemput? Di tempat perpisahan yang dulu ya?

Nggak usah, ketemu aja di tempat itu.

"Udah lama? Maaf ya telat," kataku.

"Nggak papa, aku juga barusan sampai,"

"Selamat ulang tahun ya Egi,"

"Aku nggak minta yang macam-macam kok sama kamu,"

"Terus apa dong?

"Aku cuma ingin janji?"

Emang aku janji apa?

"Ya, janji kamu beberapa hari yang lalu di tempat ini," Egi berusaha mengingatkan aku, tapi aku gak ngerti maksud Egi. Aku hanya diem, berharap Egi memberi penjelasan.

"Aku mau jadi pacar kamu,"

"Hah? Pacar?? Kan, aku udah bilang Gi," Egi Memotong kata-kataku.

"Iya aku masih ingat, kamu nggak mau pacaran sama cowok yang lebih muda dari kamu, apa kata dunia!"

"Tuh kan masih ingat" aku menyela.

"Sekarang tanggal berapa?" tanya Egi.

"28 Februari 2008"

"Besok tanggal berapa?"

"Tanggal 29 Februari 2008, Anak kecil juga tahu kali,"

"Hari ini umurku sama dengan kakak, 21 tahun,"

Apa? Hari ini Egi seumuran denganku? Pantas aja dari tadi dia nggak manggil aku Kakak, tapi pakai kamu. Bodoh. Kok, aku nggak kepikiran sampai gitu. Jadi, aku harus gimana?

"Tetap gak bisa. Cuma hari ini aja kita seumuran. Besok aku lebih tua lagi dari kamu,"

"Justru itu, hari ini aja. Aku mau kamu jadi pacar aku, sehari ini aja. Besok Kakak ulang tahun, aku jadi nggak bisa seumuran lagi dengan Kakak,"

"Iya deh. Tapi hari ini aja kan?" jawabku. Maafin aku Aldo.

"Tapi, empat tahun lagi aku akan menagih janji Kakak. Setiap empat tahun untuk sehari," ujar Egi.

Readmore »»

Kamis, 30 Oktober 2008

Readmore »»

CerPen : Catatan Gadis Lumpuh

CATATAN GADIS LUMPUH

Gadis itu kini hanya dapat terbujur kaku diranjang. Parasit Toksoplasma telah menggerogoti kebebasannya di masa muda. Tak ada yang dapat dilakukannya lagi saat ini kecuali diam, diam, dan diam. Satu-satunya yang dapat dia lakukan sendiri adalah menggerakkan kelopak matanya, membuka dan menutup. Dia merupakan tanggungan orang tuanya saat ini yang akan terus menyayanginya sampai mungkin akhir hayatnya yang tak kan lama lagi datang menjemputnya. Membawanya ketempat yang sempit, gelap dan pengap. Dia akan sendirian disana, sepi tanpa teman, dan kedinginan.

Dia termasuk gadis yang sabar diusianya yang sudah tujuh belas tahun dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Dimana masa muda merupakan masa pemberontakan mereka pada peraturan orang tua yang mana mereka menganggap bahwa itu tak cocok lagi dengannya. Rasa ingin tahu mereka pada hal-hal baru tinggi sekali, terutama pada hal-hal yang dulunya dilarang orang tua mereka coba padahal pengalaman mereka belum cukup akan hal itu. Mereka menganggap bahwa mereka sudah bisa dikatakan dewasa. Narkoba dijajal, CD porno ditonton, perkelahian digalakkan, dan demo dimana-mana.

Semua itu tak akan kita dapatkan dari gadis kecil ini. Di kebebasannya yang singkat ini, hidupnya dia dedikasikan untuk bangsa ini. Banyak aktivitasnya sewaktu sehat yang berguna bagi bangsa Indonesia. Tapi tak banyak yang tahu akan hal itu. Hanya mereka yang pernah ditolong saja yang tahu akan hal itu. Disetiap harinya dia hanya menunjukkan diri bahwa dia sebagai gadis manis yang pendiam.

Namanya Anita Suryana Pribumi. Semua mangenalnya sebagai gadis manis yang pendiam. Tak banyak yang mengenalnya, begitupun sebaliknya yang dia kenal hanya sedikit orang. Maklumlah, aktivitasnya hanya berkisar di rumah, sekolah, dan rumah sakit. Penyakit Toksoplasma sudah dia derita sejak kecil bahkan masih dalam kandungan. Parasit Toksoplasma gondii masuk kedalam tubuhnya karena gen dari ibunya yang juga terkena parasit ini.Ibu Yuni terkena Toksoplasma dikarenakan gigitan serangga sewaktu menjalankan tugasnya sebagai dokter hewan.

Anita termasuk anak yang beruntung dalam hidupnya. Dia dapat selamat dari kematian saat kelahiran yang selalu mengancam. Anak-anak lain yang juga terkena penyakit yang sama langsung mati begitu lahir, ada juga yang langsung meninggal saat masih dikandungan sedang yang lain meninggal karena kelahiran yang dini. Anita berbeda dia masih dapat selamat saat kelahiran. Sebelumnya dokter telah memprediksi bahwa kemungkinan selamatnya hanya 10%, tapi kedua orang tuanya tak mau menyerah pada takdir yang ada. Mereka berdoa pagi dan siang kepada sang pencipta untuk mohon keselamatan atas anaknya. Tak hanya itu mereka tak henti-hantinya bersedekah kepada orang yang kurang mampu, dengan banyak yang mendoakan pasti akan lebih mudah dikabulkan begitulah yang mereka pikirkan. Harapanpun terkabul, bayi itu lahir hidup meskipun kondisinya memprihatinkan. Itulah sebabnya mengapa bayi itu diberi nama Suryana Pribumi setelah nama Anita dengan alasan agar bayi itu dapat terus bersinar seperti mentari yang menyinari bumi di usianya yang tak akan panjang.

Beberapa bulan yang lalu..............................

Keadaan sekolah sudah mulai ramai, maklum anak-anak sudah pada pulang. Di kelas XI IPA 2 masih terlihat dua anak didalamnya. Meta sedang menunggu Anita yang sedang beres-beres bukunya yang tersebar di laci mejanya.

“ Ayo kita berangkat sekarang nanti mereka lama menunggu lagi. Hari inikan kita pulangnya agak siang...,” ajak Anita begitu ‘tugasnya’ selesai.

Meta beranjak dari duduknya,”Yuk.”

Mereka berdua berjalan beriringan menuju arah gerbang dan hilang dibalik bus yang lewat karena mereka naik ke atasnya.

Panti asuhan Tri Bakti.........................................................

Anak-anak panti langsung menyambut kedatangan Meta dan Anita begitu mereka terlihat di depan gang. Yang disambut juga tak mau kalah hebohnya menyambut sambutan itu. Dengan penuh dramatisnya mereka berlari menyambut anak-anak panti itu. Ada apa ya mereka kesitu?

“Kak kok baru datang tow? Nina sudah gerjakan Prnya low......” kata anak yang menyebut namanya Nina.

“ Bener nih kamu sudah mengerjakan ?” canda Anita.

“ Suer.....” Nina tak mau kalah.

“ Percaya kok. Ayo semuanya kembali kepanti kita akan mulai pelajarannya,” ajak Meta.

Yup, Anita dan Meta datang kepanti ini untuk urusan kemanusiaan. Mereka mengajar dipanti ini dengan suka rela tanpa imbalan. Mereka ingin semua anak dapat membaca dan menulis meskipun itu anak panti. Mereka ingin mengurangi kebodohan.

Semua anak berlarian. Mereka berlomba untuk duluan sampai di panti mencari tempat duduk untuk belajar. Anita tersenyum melihat hal itu.

“ Kenapa kau tersenyum?”tanya Meta mengagetkan Anita.

“ Aku senang melihat senyum yang berkembang dari bibir-bibir kecil mereka,” jawab Anita menerawang jauh. “ Aku senang di hidupku yang tak akan lama lagi ini ada gunanya untuk negeri.”

“ Nita jangan melow dong, aku turut sedih mengingat hal itu akan terjadi padamu.”

“ Aku sudah siap akan hal itu, jadi tak perlu sedih lagi.”

Meta diam dengan pikirannya. Anitra juga diam dengan semua pikirannya juga. Mereka berjalan beriringan ke panti untuk mengajar.

“ Ka ayo.......” Kelvin berteriak dari dalam panti membuat mereka mempercepat langkah.

“ Yaaaaaa.....”

Anak-anak Panti Asuhan Tri Bakti memang mempunyai semangat belajar yang tinggi. Buktinya mereka mendengarkan setiap yang diajarkan Anita dan Meta dengan serius. Mereka juga aktif bertanya bila ada pelajaran yang belum dimengerti. Dengan begitu maka suasana belajar mengajar pun jadi menyenangkan.

Tak terasa hari sudah menjelang sore. Pelajaran pun sudah usai. Dadan menghampiri Anisa dan Meta yang lagi beres-beres.

“ Kak Nita dan kak Meta di panggil Bu Sita,” kata Dadan.

“ Ada apa ya Dan?” tanya Meta kemudian.

“ Gag tau.”

“ Ya dah kalau begitu. Sebentar lagi kami ke sana.”

Dadan berlari keluar ruangan yang dijadikan kelas. Anita dan Meta melanjutkan lagi beres-beresnya. Begitu selesai mereka langsung menuju ruangan bu Sita-Kepala pengurus panti- yang ada di bagian depan panti.

Ruangan Kepala Panti..................................................

DOK, DOK, DOK, DOK !!!!!!!

“ Masuk, “ suruh suara dari dalam ruangan Kepala Panti.

Pintu dibuka pelan-pelan. Dua kepala langsung nongol dari balik pintu.” Masuk nit dan kamu juga Meta.”

Meta menutup pintu yang ada dibelakangnya. Mereka berdua duduk kursi depan meja Bu Sita. Bu Sita langsung menghentikan aktivitasnya menulis sesuatu. Ditatapnya kedua anak muda didepannya ini.

Bu Sita melepas kaca mata bacanya,” Terima kasih kalian mau keruangan saya dulu sebelum pulang. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada kalian berdua.”

Anita dan Meta mendengarkan baik-baik apa yang akan dikatakan oleh Bu Sita.” Gimana ya memulainya......e....begini, saya mau berterima kasih pada kalian yang telah dengan iklas mau mengajar anak-anak di sini dengan iklas dan tanpa pamrih.”

“ Tidak apa-apa kok Bu hitung-hitung amal.”

“ Nah itu yang akan Ibu bicarakan pada kalian sekarang. Ibu mau kalian berhenti untuk mengajar lagi mulai besok. Kalian maukan?”

Perkataan bu Sita bagai petir di hari yang cerah buat Anita dan Meta. Mereka tak menyangka Bu Sita akan berbicara begitu. “ Apa kami melakukan kesalahan Bu?”

“ Tidak kalian jangan salah sangka pada ibu. Semua itu ibu lakukan karena.......”Bu Sita mulai kelihatan murung. Air mata menetes dari kelopak matanya. “ Karena panti ini akan digusur tak lama lagi. Jadi kami pasti tak akan ada disini lagi.”

“Apa Bu digusur?” tanya Anita tak percaya dengan apa yang didengarnya. Bu Sita mengangguk sebagai tanggapan atas pertanyaan Anita.

“ Kenapa Ibu tak mempertahankan panti ini bu? Trus adik-adik nanti dipindah kemana?” tanya Meta.

“ Sudah ibu lakukan. Segala cara telah ibu lakukan demi panti ini. Termasuk memohon-mohon pada penggusur. Tapi mereka tak menanggapi semua permintaan Ibu. Mereka malah mengusir Ibu.”

“ Kami tak akan meninggalkan panti ini bu. Kami akan ikut membela. Kita akan demo saat para penggusur itu datang. Nita yakin kita akan mendapatkan panti ini lagi, Bu. Kita tak sendiri. Ada tuhan yang akan mendatangkan keajaiban buat kita. Kita harus yakin akan hal itu. Kita harus banyak berdoa,” ucap Anita menggebu-gebu.

“ Iya Bu setuju. Kita tak akan pergi begitu saja. Kita akan ikut membantu mempertahankan panti ini meskipun tak terlalu besar,” tambah Meta.

Bu Sita semakin deras melehkan air mata. Beliau terharu pada semangat kedua anak muda yang ada dihadapannya.

“ Bolehkan Bu kami ikut membantu?” tanya Anita.

“ Boleh kalau kalian mau melakukannya, Ibu malah senang masih ada yang mau peduli pada kami,” sahut Bu Sita.

Anita dan Meta meninggalkan ruangan Bu Sita tak lama kemudian. Dalam pikiran mereka masih tersimpan sedikit ketakutan mengenai hal yang akan terjadi besok. Menurut Bu Sita besoklah hari penggusuran panti ini.

Keesokan harinya..............................................................

Hari yang dinantikan tiba. Hari ini hari penggusuran panti asuhan Tri Bakti. Semua anak-anak panti kelihatan murung. Tak ada lagi sentum bahagia mengembang dari bibir kecil mereka. Mereka tak mau pisah dengan panti ini. Ini sudah dianggap seperti rumah sendiri buat mereka.

Anita dan Meta sudah ada di panti sejak tadi. Mereka sibuk memberi semangat pada anak-anak panti. Selain itu mereka juga sibuk menghentikan tangis anak-anak panti yang mulai menangis memikirkan nasib mereka selanjutnya.

Suara mesin berat terdengar dari kejauhan menuju arah panti. Tangis anak-anak ini semakin keras. Menimbulkan pilu bagi siapa saja yang mendengarnya.

“ JANGAN HANCURKAN PANTI INI. INI RUMAH KAMI,” Rendra berlari menuju jalan raya dimana alat-alat berat itu sudah mulai kelihatan.

Tangis semakin keras terdengar. Semuanya mulai mengikuti Rendra berlari mencoba menghentikan alat berat itu menghancurkan panti, meskipun itu akan sia-sia saja.

“ JANGAN HANCURKAN PANTI KAMI.”

“ KAMI MAU TINGGAL DIMANA?”

“ TOLONGLAH JANGAN DIHANCURKAN.”

“ INI RUMAH KAMI.”

Suara-suara protes anak-anak terdengar riuh. Mereka mempertahankan hak mereka untuk hidup layak. Anita dan Meta pun tak mau kalah mereka juga ikut berdemo. Tapi sayang semua teriakan mereka tak didengarkan oleh para pekerja penghancur yang terus melaksanakan tugas penghancuran.

Bor papan nama telah berhasil dirobohkan. Tapi celakanya papan nama itu ambruk dan mengenai Meta yang berdiri tak jauh dari situ. Seketika Meta langsung jatuh pingsan. Anita menjerit sejadi-jadinya dan ikut pingsan melihat keadaan teman baiknya. Pekerjaan penghancuran pun dihentiakan seketika. Meta dibawa kerumah sakit demi penyembuhan. Anita sadar tak lama setelahnya.

Selanjutnya......................................

Panti asuhan Tri Bakti tak jadi digusur. Semua itu terjadi karena ternyata penggusur panti itu adalah Ayah dari Meta. Saat mendengar bahwa pekerjanya melukai seseorang saat penggusuran. Pak Roy langsung kerumah sakit untuk melihat keadaan korban. Begitu tau siapa korbanya, yang tak lainnya adalah anaknya sendiri pak Roy langsung syok berat dam menghentikan dulu penggusuran.

Meta telah sembuh. Dia meminta ayahnya untuk menghentikan proyeknya. Semua itu demi kelangsungan hidup anak yatim. Hitung-hitung amal juga. Pak Roy menyetujuinya. Baginya yang terpenting adalah kebahagiaan anaknya. Meta gembira bukan main mendengar hal itu. Anita juga ikut bahagia akan hal itu juga.

Kembali.................................

Anita masih terbujur kaku. Udara disekitarnya dirasanya sudah mulai menipis. Dadanya mulai sesak. Jantungnya mulai keras dan cepat berdetak. “ M...a...m...a..., p....a..p...a ma...af..in...se...mu...a...ke...sa...la.....han..A....ni...ta....”nafasnya semakin berat saja.” Sam....pa....i...jum...pa....se...mua......” Anita menarik nafas terakhirnya, lalu dihembuskannya. Matanya terpejam. Mama, Papa dan seluruh keluarga Anita menangis menerima kenyataan bahwa Anita sudah pergi untuk selamanya. Sampai jumpa. Semoga seluruh amal baikmu diterima disisinya. tamat.

Readmore »»